tiap hari dimana mana pasti ada iklan...
sampe..sampe penampilan juga iklan ni...iklan diri sendiri kapan lagi
mari kita ketahui apa itu iklan, tujuan dan fungsinya...tapi harus tahu juga sejarahnya dulu bro....
Pengertian Periklanan
Periklanan
merupakan salah satu bentuk promosi yang
paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya.
Menurut Lee dan Johnson yang dialih
bahasakan oleh Munandar dan Priatna (2007:3).
“Periklanan
adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan
produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media
bersifat massal seperti televisi, radio, koran,majalah, direct mail (pengeposan
langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum”.
Pengertian periklanan menurut Fandy
Tjiptono (2005:226)
Mengatakan bahwa:
“Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada
informasi
tentang keungulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun
sedemikian
rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan
mengubah
pikiran seseorang untuk melakukan pembelian”
Masyarakat
Periklanan Indonesia mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang
suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau
seluruh masyarakat.Kasali (2007:11).
Secara sederhana iklan adalah pesan
yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu
media.
Sedangkan
menurut Kotler & Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin
Molan
(2007:244) Iklan adalah segala bentuk presentasi
nonpribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang
harus dibayar.
Berdasarkan pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa iklan adalah semua bentuk presentasi nonpersonal yang dimaksudkan
untuk mempro
mosikan gagasan, atau memberikan
informasi tentang keungulan dan keuntungan suatu produk yangdibiayai pihak
sponsor tertentu.
Sejarah Periklanan Dunia
Periklanan di Jaman Yunani dan Romawi.
Kebiasaan berdagang door to door masih terus dilakukan dan dipertahankan
sebagai suatu system pemasaran di jaman Yunani dalam perdagangan antar kota (polis) . Kebiasaan itu juga terdapat di
masyarakat Romawi.
Periklanan di Jaman Romawi nampaknya lebih maju selangkah dari cara-cara yang dilakukan sebelumnya. Selain karena penyebaran informasi secara sepihak
melalui pahatan pada dinding kota (relief) maka telah terjalin system pertukaran informasi secara cepat antara
produsen dan konsumen. Keistimewaan system perdagangan di jaman romawi nampak
karena mereka mulai mengarahkan pesan dan
produk pada segmen pasar jelas karena segmen itu telah direncanakan terlebih dahulu.Dimana pengantaran barang dilakukan setelah konsumen
dipersuasi dengan informasi tentang barang-barang tersebut.
Pada jaman Romawi ini
pengunaan tanda , symbol atau papan nama juga mulai banyak di pasang di
toko-toko. Bukti ini bisa dilihat dari
stempel batu milik T. Vindaius Ariovertstus yang isinya menjajakan “obat
paling mujarab dan tidak terkalahkan” dengan merek Chloron yang ditemukan di Inggris.Penggunaan simbol diluar tempat usaha yang berupa iklan cetak disebut hoarding adalah cikal-bakal
penggunaan media luar ruang yang
dikenal saat ini.
Periklanan di Jaman Mesopotamia
Iklan sebagaimana yang terlihat sekarang sudah dikenal
dalam peradaban bangsa-bangsa Mesopotamia dan Babilonia kira-kira 3000 tahun sebelum masehi. Pada
jaman ini para pedagang menyewa perahu dan mengutus
pedagang keliling untuk mengantar hasil-hasil produksi kepada konsumen. Sistem pengedaran
dilakukan dari rumah kerumah. Atau dengan mengunakan “tukang teriak kota“.Iklan
awalnya disini mengunakan bentuk pesan berantai disebut juga the word of
mouth. Hal ini dilakukan untuk membantu
kelancaran jual beli didalam masyarakat yang masih belum mengenal huruf.
Periklanan di jaman Pertengahan sampai abad 18
Menurut Bovee (1986). Peralihan pesan-pesan iklan dari
relief kota Pompei ke atas kertas untuk pertama kalinya
dilakukan di Cina di saat kertas ditemukan ( 1275). Selanjutnya
relief kota Pompei ke atas kertas untuk pertama kalinya
dilakukan di Cina di saat kertas ditemukan ( 1275). Selanjutnya
dikembangkan dengan
penemuan mesin cetak yang pertama kali oleh Guttenberg di Mainz, Jerman (1455).
Dimulailah penyebaran pesan iklan melalui
media cetak.
Iklan cetak pertama muncul di Inggris tahun 1472, yaitu berbentuk poster tentang terbitnya buku-buku doa gereja. Iklan Siquis muncul di Inggris pada akhir abad 15. berupa iklan tempel (want ad / iklan cari). Iklan ini
mengandung unsur frase “ Siapapun mengetahui” atau “siapapun yang
menginginkan”. Surat kabar pertama terbit di London tahun 1650, surat
kabar tersebut menggunakan cara-cara
pemberitaan berbentuk iklan. Di
Amerika serikat surat kabar yang pertama memasang iklan adalah Boston
Newsletter pada tahun 1704. Benyamin Franklin dipandang sebagai orang AS
pertama yang memperkaya informasi dari iklan dengan menambah suatu tekanan pada segi ilustrasi sehingga efek iklan
makin kuat.
Lembaga periklanan pertama di AS didirikan oleh Francis Ayer di Philadelphia pada tahun
1841. dengan nama N.W Ayer & Son. Periklanan yang ditata dengan cara
bisnis modern baru dikenal tahun 1892 ketika N.W. Ayer mulai memperbaharui
teknik penyampaian pesan untuk mempersuasi
konsumen dengan merencanakan, menciptakan dan menjalankan kampanye iklan
atas permintaan pengiklan.Pada tahun
1839, penemuan fotografi telah memberikan kemudahan dalam proses pembuatan iklan dan menambah kredibilitas dan dunia baru bagi kreativitas iklan.
Di AS selajutnya perkembangan Periklanan media cetak surat kabar kemudian
merambah pada media majalah, bulan juli 1844 iklan majalah pertama secara
khusus muncul dimajalah Southern Messenger, di bawah arahan Edgar Allen Poe.Munculnya teknologi
komunikasi seperti telepon, telegraf dan juga film masa periode ini membawa
kemajuan tersendiri bagi dunia periklanan.
Periklanan menjelang
Abad 19 sampai tahun 1930.
Menjelang akhir abad 18
atau di awal abad ke 19 dunia umumnya mengalami pertambahan penduduk khususnya
pertambahan kemampuan membaca dan menulis terutama tejadi di AS dan Eropa. A.C.Nielsen, Daniel Strach, George Gallup , mulai melakukan penelitian tentang
hakekat periklanan dan keseluruhan sistemnya serta mengumpulkan pendapat
umum tentang seberapa jauh pengaruh iklan terhadap khalayaknya.Pada era ini
juga mulai ada perubahan dalam penggunaan media dari media cetak kepenggunaan
media elektronik. Iklan radio mulai dikenal pada tanggal 2 November 1920 di
Pittsburg, Pensylvania, Penggunaan televisi diperkenalkan pada tahun 1930-an
maka J. Walter Thomson mulai menjajagi pemasangan
iklan melalui layar kaca.
Periklanan Pasca Perang Dunai II.
Menurut
Bovee perkembangan periklanan sesudah perang dunia II sampai sekarang
paling tidak terdiri dari tiga era. Era tersebut
dipengaruhi perkembangan perekonomian dunia pada jamannya sampai penghujung abad 20:
dipengaruhi perkembangan perekonomian dunia pada jamannya sampai penghujung abad 20:
1.
Era Unique Selling Proposition /USP.
2. Era the positioning
3.
Era perhatian terhadap lingkungan ( Demarketing)
Era
Global Interactive
Perkembangan teknologi
baru diawal abad ke 21 membawa pengaruh yang besar bagi dunia periklanan.
Televisi kabel dan satelit penerima memungkinkan orang untuk menonton saluran televisi yang memiliki program spesifik.
Penggunaan televisi
kabel menjadikan televisi berubah dari media yang memliki jangkauan yang luas
ke penggunaan jangkauan yang lebih khusus. Teknologi komputer juga memberikan
pengaruh yang besar bagi dunia periklanan dengan
menggunakan internet dalam menjangkau konsumen yang potensial. Sifat
interaktif dari internet memungkinkan konsumen untuk mencari informasi produk yang mereka inginkan.
POSISI IKLAN DAN KAPITALISME
Perkembangan revolusi industri di eropa abad ke 18, mengarah kepada pengelolaan industri untuk memperoleh laba. Barang tidak lagi diproduksi untuk
kebutuhan subsisten tetapi untuk mendapatkan laba sebanyak mungkin dari
penjualan di pasar. Cara
produksi kapitalis menggantikan cara produksi subsisten yang ditujukan untuk
pemenuhan kebutuhan keluarga. Semangat
kapitalime ini sebenarnya sudah muncul pada abad 12 dan 13, dimana istilah
capital muncul pertama kali waktu itu yang mengandung arti dana, penyedian
barang,
sejumlah
uang dan bunga uang pinjaman. Kata kapital dikutip dari khotbah pendeta
dari Siena yaitu st Bernandino (1380-1444) “
bahwa biasanya sebab utama dari kemakmuran adalah
kapital)
Berangkat dari pandangan bahwa kapital
akan membawa kemakmuran ini maka bisa dipahami bahwa kegiatan menimbun barang, mencari bunga uang pinjaman
maupun menumpuk uang, dilakukan dengan sengaja dengan semangat untuk
mendapatkan keuntungan. Kemakmuran dipahami dengan cara melakukan akumulasi
barang maupun uang.
Studi Max Weber tentang etika protestan
dan semangat kapitalisme, bahwa pola hidup
asketis dari sekte calvinisme agama
protestan-lah yang menopang semangat akumulasi kapital. Dalam ajaran
calvinisme akumulasi kapital
dianggap sebagai pengumpulan kemakmuran bagi keagungan Tuhan bukan untuk kemewahan duniawi. Hal ini memungkinkannya transisi dari feodalisme menuju kapitalisme.
dianggap sebagai pengumpulan kemakmuran bagi keagungan Tuhan bukan untuk kemewahan duniawi. Hal ini memungkinkannya transisi dari feodalisme menuju kapitalisme.
Dalam situasi kapitalisme mengahadapi
masalah realisasi dikonsumsinya sejumlah besar barang yang telah diproduksi
secara masal. Jika kapitalisme tidak mampu mengatasi
hal tersebut maka kapitalisme akan runtuh. Oleh karena itu kelimpahan
barang dipasaran perlu diimbangi
dengan konsumsi yang sifatnya masal pula. Untuk itu menurut Galbraith dibutuhan adanya demand management. Salah satu cara untuk menstimulasi demand adalah melalui publikasi massif dan dalam hal ini iklan menjadi satu elemen yang penting. Iklan adalah alat untuk menginformasikan tentang suatu barang maksudnya agar masyarakt tergerak hatinya membeli barang tersebut dengan demikian terjadi keseimbangan antara produksi dan konsumsi sehingga pasar tetap aman.
dengan konsumsi yang sifatnya masal pula. Untuk itu menurut Galbraith dibutuhan adanya demand management. Salah satu cara untuk menstimulasi demand adalah melalui publikasi massif dan dalam hal ini iklan menjadi satu elemen yang penting. Iklan adalah alat untuk menginformasikan tentang suatu barang maksudnya agar masyarakt tergerak hatinya membeli barang tersebut dengan demikian terjadi keseimbangan antara produksi dan konsumsi sehingga pasar tetap aman.
Menurut Konig, Iklan adalah satu bentuk
informasi yang memberikan barita-berita yang up to date kepada konsumen
mengenai komoditi-komoditi dan dorongan-dorongan kebutuhan tertentu yang
bertujuan untuk menjaga tingkat produksi.
Menurut Stuart Ewen, iklan sebagai captain
of industry yaitu mengamankan bagian pasar dengan cara mengorganisir dan mengontrol
selera dan prilaku masyarakat.
Situasi melimpahnya barang konsumsi di
pasar menurut Stuart Ewen disebut sebagai a continually responsive consumer
marketing, dalam hal ini terjadi pergeseran dimana konsumen yang tadinya
mencari barang dengan kualitas yang bisa dipercaya kini pabrik barang-baranglah
yang mencari konsumen.
Bahwa pabrik tidak
hanya harus memproduksi barang tapi juga memproduksi konsumen yang akan
membeli barang tersebut. Dalam hal ini iklan
menjadi sarana utama, dimana iklan bertugas menciptakan hasrat dalam
diri konsumen,
menyarankan konsumen bahwa ada yang kurang dalam hubungan mereka dengan orang lain dan menawarkan produk sebagai jawabannya. Disinilah dapat dipahami ajaran calvinisme bahwa kapitalisme harus mampu mengatasi sikap-sikap tradisional dan mengedepankan rasionalitas tercermin jelas dalam iklan. Iklan menggeser sikap hemat, sederhana menjadi hidup yang hedonis dan mengutamakan belanja. Iklan memberikan rasionalisasi yang membenarkan orang untuk tidak sayang mengeluarkan banyak uang dalam berbelanja. Belanja bukan lagi sesuatu yang harus dibatasi tetapi justru harus diekspresikan semaksimal mungkin.
menyarankan konsumen bahwa ada yang kurang dalam hubungan mereka dengan orang lain dan menawarkan produk sebagai jawabannya. Disinilah dapat dipahami ajaran calvinisme bahwa kapitalisme harus mampu mengatasi sikap-sikap tradisional dan mengedepankan rasionalitas tercermin jelas dalam iklan. Iklan menggeser sikap hemat, sederhana menjadi hidup yang hedonis dan mengutamakan belanja. Iklan memberikan rasionalisasi yang membenarkan orang untuk tidak sayang mengeluarkan banyak uang dalam berbelanja. Belanja bukan lagi sesuatu yang harus dibatasi tetapi justru harus diekspresikan semaksimal mungkin.
Dalam perkembangan selanjutnya,
perkembangan psikologis mulai diterapkan dalam kegiatan periklanan sehingga
mampu menggugah minat dan emosi masyarakat untuk mencari kepuasan dengan cara
mengkonsumsi barang.
Dalam hal ini iklan sebagai captain of industri bergeser menjadi captain of consciousness. Melalui citra-citra yang diciptakannya, iklan diharapkan mampu mengubah perilaku seseorang, menciptakan permintaan konsumen dan juga mampu membujuk orang agar berpartisipasi didalam kegiatan konsumsi yang pada akhirnya memproduksi masyarakat konsumen. Iklan menciptakan aktor-aktor yang terus merasa ketakutan dalam interaksi individu dengan sosialnya dan hanya iklan akan bisa mengatasi ketakutannya dengan membeli produknya. Iklan mengklaim ini juga sebagai sarana untuk
Dalam hal ini iklan sebagai captain of industri bergeser menjadi captain of consciousness. Melalui citra-citra yang diciptakannya, iklan diharapkan mampu mengubah perilaku seseorang, menciptakan permintaan konsumen dan juga mampu membujuk orang agar berpartisipasi didalam kegiatan konsumsi yang pada akhirnya memproduksi masyarakat konsumen. Iklan menciptakan aktor-aktor yang terus merasa ketakutan dalam interaksi individu dengan sosialnya dan hanya iklan akan bisa mengatasi ketakutannya dengan membeli produknya. Iklan mengklaim ini juga sebagai sarana untuk
menyediakan budaya universal yang mampu
mengatasi perbedaan sosial. Produk yang ditayangkan diklaim untuk mengkontruksi
sebuah bangsa sebagai sebuah entitas homogen secara kultural meskipun pada
kenyataanya multikultural. Jika semuanya adalah
konsumen dari produk yang sama maka secara kultural mereka adalah sama,tidak peduli darimana mereka berasal.
PERKEMBANGAN PERIKLANAN DI INDONESIA
Iklan pertama-tama ada di Indonesia
merupakan warisan dari pemerintah Belanda.
Sejarah periklanan di Indonesia sama tuanya dengan sejarah press.
Mengenai istilah iklan sendiri idenya muncul dari Soedardjo Cokrosisworo (1951),
Istilah iklan yang kita pakai saaat ini adalah diambil dari istilah
belanda yaitu advertentie, bahasa inggrisnya advertising.
belanda yaitu advertentie, bahasa inggrisnya advertising.
Iklan mulai
diperkenalkan di Indonesia oleh Jan Pieterzoen Coen pendiri Batavia dan Gubernur jenderal
Belanda tahun 1619-1629. J P Coen menulis surat dengan judul Memorie de
Nouvelles, yang merupakan refleksi naluri bersaing rempah-rempah antara Belanda dengan Portugis di Ambon
Apa yang ditulis oleh JP Coen dimuat surat
kabar pertama di Hindia Belanda tahun 1744 yaitu Batavia Nouvelles. Koran pada saat itu semua ditulis dengan tangan.
Di masa penjajahan semua advertensi atau
pengumuman pemerintah dijalankan oleh dua biro advertensi yaitu Biro “ de
Lamar” khusus menangani penyiaran bagi surat kabar belanda,dan “Balai Pustaka” mengurus
pemberitaan khusus mengenai bangsa
Indonesia.
Pada tahun 1855, Surat kabar kedua terbit di Surakarta, berbahasa jawa
dengan nama “BROMARTANI”. Di terbitkan oleh Harteveld. Dalam sebuah kolomnya
surat kabar ini menulis. “HARGA IKLAN SEBARIS ENAM POELOEH DOEIT ( ATAU LIMA POELOEH SEN; TIGA DOEIT = sebengol/segobang).
Surat kabar lainnya
adalah “Soerat Kabar Melayu” diterbitkan di kota Surabaya dan penerbitnya E.
Fuhri. Surat khabar yang lain adalah “Soerat Chabar Betawie” diterbitkan oleh
Lange & Co. di kota Betawi. Dalam surat kabar
tersebut tertulis :
“ Segala pemberitaan
jang dimasok-ie di ieni soerat
kabar harganya 60 doewit tiap-tiap 5
perkataan, dengan oelangan tiap-tiap 5 perkataan 30 doewit, lain lagie dari oewang tjap kompenie.”
Di Indonesia penyiaran iklan-iklan
komersial melalui radio baru dimulai pada
tahun 1968 yang disiarkan lewat Radio
Republik Indonesia.Sampai awal tahun
1970-an, pesan-pesan iklan cenderung panjang-panjang dan mendominasi teks iklan
secara keseluruhan. Hal ini disebabkan
banyak produk yang masih belum
dikenal.Barulah diakhir tahun
1970-an presentasi iklan Indonesia mulai
berkembang seiring dengan perkembangan media dan teknologi. Naskah atau copy iklan dan juga visualisasi mulai dipikirkan dengan baik. Pada periode ini mulai
muncul dan berkembang simbolisasi dan
personifikasi mendominasi presentasi Iklan di Indonesia.
Pada tahun 1980-an, iklan Indonesia tidak lagi hanya menerapkan pendekatan
demografis dalam mendekati audiens. Pendekatan Psikografis juga mulai
diterapkan dimana citra-citra yang dihubungkan dengan gaya hidup atau life style mulai mendominasi presentasi
iklan termasuk gaya bahasa yang
digunakannya.
Di tahun 1990-an, simbolisasi dan pencitraan semakin mendominasi teks
iklan, didukung oleh perkembangan media maupun teknologi dalam menciptakan
kreatif iklan. Bahasa gambar atau
visiualisasi dalam era ini mendominasi teks
iklan.
Perkembangan iklan di
Indonesia banyak didukung kemudian oleh berdirinya stasiun televisi swasta dan
juga dengan SK MENPEN No. 111/90 yang mengharuskan iklan-iklan yang ditayangkan
di televisi adalah iklan yang diproduksi di dalam negeri dan oleh orang Indonesia dunia periklanan di Indonesia semakin ramai dengan
upaya untuk menampilkan gaya periklanan yang khas Indonesia. Peraturan
Pemerintah No. 25 tahun 2007 tentang. Penggunaan Sumber Daya Dalam Negeri untuk Produk Iklan yang Disiarkan Melalui Lembaga Penyiaran.
Perkembangan Industri periklanan dari
tahun ketahun mengalami fluktuasi seiring
dengan dinamika pertumbuhan ekonomi di Indonesia namun dari data yang
ada menunjukkan perkembangan kearah yang
positif.
Pengembangan
iklan dengan gaya khas indonesia pun terus dilakukan seiring dengan
berkembangnya Industri periklanan. Gaya khas iklan Indonesia ini dibagun
melalui tiga hal yaitu fisik, karakter dan gaya atau style. Pengambaran fisik yang khas indonesia
dilakukan dengan
mengacu pada fisik produk maupun segmentasi geografis dan demografis khalayak sasaran produk, misal fisik orang indonesia, atau wilayah. Karakter bisa ditinjau dari segmentasi psikografis mis. Wanita eksekutif Indonesia sedangkan gaya atau style bisa dilihat dari gaya busana, logat bahasa yang digunakan. Namun gaya periklanan tersebut tetap tidak bisa terlepas dari perkembangan periklanan global.
mengacu pada fisik produk maupun segmentasi geografis dan demografis khalayak sasaran produk, misal fisik orang indonesia, atau wilayah. Karakter bisa ditinjau dari segmentasi psikografis mis. Wanita eksekutif Indonesia sedangkan gaya atau style bisa dilihat dari gaya busana, logat bahasa yang digunakan. Namun gaya periklanan tersebut tetap tidak bisa terlepas dari perkembangan periklanan global.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
biro-biro iklan dunia yang ikut bermain di Indonesia dengan menggarap
produk-produk multinasional. Kehadiran biro iklan dunia ini bisa memberikan dampak positif jika bisabekerjasama dengan
biro iklan lokal dalam membuat suatu kreatif
iklan. Kehadiran biro iklan dunia ini bisa memberikan dampak positif
jika bisa bekerjasama dengan biro iklan lokal dalam membuat suatu kreatif
iklan. Kehadiran biro iklan dunia juga bisa
memberikan kontribusi positif dalanm hal pengembangan komunikasi
periklanan yang baik dan juga strategi
kampanye global atau internasional. Lembaga-lembaga yang terkait dalam
profesi periklanan di Indonesia antara lain
adalah :
ATVSI
= Asosiasi Televisi Swasta Indonesia
PPPI
= Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia
ASPINDO = Assosisi
Pemrakarsa dan Penyantun Iklan Indonesia
BPMN/SPS
= Serikat Penerbit Surat Kabar
PRSSNI = Persatuan
Radio Siaran Swasta Niaga Indonesia
GPBSI = Gabungan
Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia
Y.TVRI
= Yayasan Televisi Republik Indonesia
APFII
= Assosiasi Pekerja Film Iklan Indonesia
Tujuan Periklanan
Kotler dan
Keller yang dialih bahasakan oleh
Benyamin
Molan (2007:244-245) mengatakan bahwa tujuan-tujuan iklan harus mengalir dari
keputusan-keputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran (sasaranyang dituju),
pemosisian pasar, dan program pemasaran.
Tujuan
(sasaran) iklan merupakan suatu tugas komunikasi tertentu dan tingkat pencapaiannya
harus diperoleh pada audiens tertentu
dalam kurun waktu tertentu.
Tujuan iklan
dapat digolongkan menurut apakah sasarannya untuk menginformasikan,
membujuk, mengingatkan atau memperkuat.
a.Iklan
Informatif
Dimaksudkan
untuk menciptakan kesa
daran dan
pengetahuan untuk produk
baru atau
ciri baru produk yang sudah ada.
b.Iklan
Persuasif
Dimaksudkan
untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan
pembelian
suatu produk atau jasa.
c.Iklan
Pengingat
Dimaksudkan
untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali.
d.Iklan
Penguatan
Dimaksudkan
untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah
melakukan
pilihan yang tepat.
Pada dasarnya tujuan akhir periklanan adalah
untuk merangsanga atau mendorong terjadinya penjualan (sales). Untuk mencapai
tujuan itu, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Secara umum tujuan
periklanan adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan pengenalan
merek / produk / perusahaan
Melalui periklanan khalayak akan mengetahui
keberadaan merk, produk maupuin perusahaan pasar.
2. Memposisikan
Melalui periklanan perusahaan pasar dapat
memposisikan produknya dengan membedakan diri dengan produk pesaing.
3. Mendorong prospek untuk
mencoba
Dengan menyampaikan pesan-pesan yang persuasive,
khalayak didorong untuk mencoba menggunakan produk atau merk yang ditawarkan.
4. Mendukung terjadinya
penjualan
Dengan beriklan diharapkan konsumen bertindak
untuk membeli produk
5. Membina loyalitas
Dengan beriklan akan semakin memantapkan
keberadaan pelanggan yang loyal. Artinya perusahaan ingin menyampaikan bahwa
merk dan produk yang pernah digunakan konsumen masih tetap ada dipasar.
6. Mengumumkan cara baru
pemanfaatan
Inovasi atau cara baru pemanfaatan dapat dapat diketahui khalayak melalui iklan
Inovasi atau cara baru pemanfaatan dapat dapat diketahui khalayak melalui iklan
7. Meningkatkan citra
Dengan iklan akan meningkatkan citra produk, merk
maupun perusahaan.
Fungsi dan Peran Periklanan
Sumber Informasi
Dengan iklan, dapat membantu masyarakat unruk
memilih altenatif produk yang lebih baik atau yang lebih sesuai dengan
kebutuhannya. Artinya iklan dapat memberikan informasi yang lebih banyak
daripada yang lainnya, baik tentang produknya, distribusi atau tempat
pembeliannya atau informasi lain yang mempunyai kegunaan bagi masyarakat.
Kegiatan Ekonomi
Periklanan mendorong pertumbuhan perekonomian
karena produsen didorong utnuk tetap memproduksi dan memperdagangkan produk
untuk melengkapi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang.
Pembagi Beban Biaya
Periklanan membantu tercipatanya skala ekonomi
yang besar bagi setiap produk, sehingga menurunkan biaya produksi dan
distribusi per unit atas produk tersebut, dan pada akhirnya memurahkan harga
jualnya kepada masyarakat.
Sumber Dana Media
Periklanan merupakan salah satu sumber dana media
yang menunjang media untuk tetap eksis. Munculnya banyak media membuat
persaingan semakin ketat.
Identitas produsen
Melalui kegiatan periklanan, masyarakat akan
mengetahui produsen. Ada perusahaan yang dalam iklannya memnonjolkan
perusahaanya.
Sarana Kontrol
Melalui kegiatan periklanan, masyarakat dapat
membedakan produk-produk sah dengan tiruan.